Walaupun banyak orang yang
mempropagandakan gerakan anti-islam di dunia, namun tak sedikit dari
mereka yang justru jatuh cinta dengan islam setelah mempelajari Al-Quran
lebih dalam dan memutuskan untuk menjadi seorang mualaf. Kisah
inspiratif mereka telah tertuang dalam artikel berikut ini. Selamat
membaca.
1. Bilal Philips
Pria yang memiliki nama islam Abu
Ameenah ini awalnya menganggap musik dan cinta sebagai agamanya. Wajar,
sebab pria yang biasa disapa Philips ini dibesarkan dalam budaya musik
Jamaika. Musik membuat pria yang pernah mengenyam pendidikan
tinggi di Universitas Simon Fraiser, Vancouver, Kanada, ini dapat
menjelajahi berbagai negara, termasuk negara-negara berpenduduk islam
mayoritas seperti Indonesia dan Malaysia pada tahun 1960-an.
Negara-negara tersebut membuatnya tertarik mempelajari agama Islam.
Setelah kembali ke negaranya, pria yang
kini telah berusia 67 tahun ini pun memutuskan untuk mulai memperlajari
islam secara intensif. Ia kerap berdiskusi dengan para cendikiawan
muslim serta banyak mempelajari buku-buku
agama. Philips kemudian memantapkan hati masuk islam setelah beberapa
bulan memperdalamnya. Ia bahkan berhenti dari dunia musik, karena
menganggap musik dapat menjadi gerbang yang membawanya ke jalan yang
salah. Philips mamantapkan hati untuk mempelajari islam di sisa
hidupnya. Semangatnya terbukti dengan tekadnya yang kuat untuk
mendaftarkan diri ke Universitas Islam Madinah di Arab Saudi dan
mengambil jurusan studi islam. Bahkan Philips memutuskan untuk
melanjutkan studi masternya di Universitas Riyadh. Ia juga pernah
menjadi host di acara Why Islam yang ditayangkan oleh Channel Two.
Setelah menyelesaikan masternya, Philips
kemudian bekerja di departemen agama di Riyadh. Philips mampu
mengislamkan sekitar tiga ribu pasukan Amerika Serikat yang kala itu
tengah tinggal di Arab Saudi karena adanya perang Teluk.
2. Daniel Streich
Anggota Partai Rakyat Swiss ini dikenal
sebagai orang yang sangat membeci masjid. Streich sangat menentang
pembangunan masjid di negaranya. Streich bahkan gencar mempropagandakan
anti-islam di seluruh penjuru Swiss. Ia menuding islam sebagai agama
teroris dan menyukai kekerasan. Bahkan partai tempat ia “berkarya” pun
menjadi partai nomor satu yang menentang penyebaran islam di Swiss.
Streich bahkan tak segan untuk memperdalam Al-Qur’an agar ia mampu
menumbangkan iman kaum muslim. Namun apa yang terjadi? Allah justru
membalikkan hati Streich sehingga ia mencintai islam. Semakin lama ia
mempelajari Al-Quran, maka semakin dalam cintanya kepada islam. Mengapa
Streich begitu jatuh cinta pada islam? Karena menurutnya, islam mampu
memberikan jawaban atas pertanyaan hidup yang bahkan tidak dapat ia
temukan di dalam agamanya sendiri. Streich akhirnya memutuskan keluar
dari Partai Rakyat Swiss dan memantapkan hati untuk menganut agama
islam.
3. Arnoud van Doorn
Streich tak sendirian. Adalah Arnoud van
Doorn orang yang sama-sama mendeklarasikan bahwa dirinya adalah seorang
anti-islam sebelum akhirnya ia sendiri memeluk agama islam. Dorn
merupakan salah satu anggota dari Partai Bagi Kebebasan, partai politik
sayap kanan Belanda. Doorn memutuskan untuk menjadi seorang muslim
sesaat setelah ia selesai melakukan penelitian tentang islam. Selain
melakukan penelitian, Doorn juga menyempatkan diri untuk berdiskusi
dengan beberapa kaum muslim. Ia bahkan telah mempelajari Al-Quran,
hadist, sunnah, serat beberapa buku islam lainnya setahun sebelum ia
memutuskan memeluk agama islam. Mengapa Doorn mau belajar islam? Rasa
keingin tahuan Doorn tentang islam begitu besar, dan semakin bertambah
besar ketika partainya selalu menentang ajaran islam.
0 komentar:
Posting Komentar