STEL CONSTRUCTION kali ini akan berbagi pengalaman tentang pelaksanaan pembuatan Pondasi Bor Pile. Pondasi Bor Pile adalah
merupakan salah satu jenis pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter
dan biasa digunakan pada konstruksi bangunan-bangunan tinggi.
Pemakaian pondasi Bor Pile adalah merupakan alternatif lain,
bilamana dalam pelaksanaan pembangunan berada pada suatu lokasi yang
sangat sulit atau berresiko tinggi apabila mempergunakan pondasi tiang
pancang (spoon pile).
Ilustrasi pemasangan pondasi Bor Pile
Dari sisi tehnologi, pemakaian pondasi Bor Pile ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain :
- Mobilisasi yang mudah, karena pondasi dicetak di tempat dan hanya membutuhkan alat boring serta perakitan tulangan.
- Tidak mengganggu lingkungan atau bangunan di sekitarnya karena tidak
menghasilkan getaran yang dapat merusak bangunan lain di sekitarnya.
- Pengoperasian alat dapat dikatakan cukup sederhana.
- Memenuhi syarat tehnik dan spesifikasi bangunan.
Diameter lubang yang biasa digunakan berkisar antara 30 cm. 40 cm, 50
cm, 60 cm dan 70 cm, namun ada pula yang memiliki diameter di atas 70
cm, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan yang berkaitan dengan bangunan
yang akan disokongnya yang mungkin memiliki jumlah lantai yang banyak
dan besar, semacam bangunan mall atau gedung-gedung pencakar langit.
Perataan Tanah dan pembuatan tulangan pondasi tiang bor
Pekerjaan pondasi tiang bor memerlukan alat- alat berat semacam
excavator yang sangat membantu dalam hal perataan tanah. Disebut alat-
alat berat memang karena bobotnya yang berat, makanya manajer proyek
harus dapat memastikan perkerjaan persiapan apa yang diperlukan agar
alat berat tersebut dapat masuk serta bermanuver secara baik ke dalam
areal proyek. Jika tidak disiapkan dengan baik, bisa saja alat berat
tersebut ambles karena daya dukung tanahnya yang jelek.
Pekerjaan persiapan perataan tanah
Paralel dengan pekerjaan persiapan, maka pembuatan penulangan tiang bor
telah dapat dilakukan. Hal ini penting, karena jangan sampai setelah
dibor, ternyata tulangannya belum siap. Jika tertunda lama, tanah pada
lubang bor bisa rusak (mungkin karena hujan atau lainnya). Bisa- bisa
perlu dilakukan pengerjaan bor ulang.
Pemilihan tempat untuk merakit tulangan juga penting, jangan sampai
terlalu jauh dari posisi pengerjaan bor atau masih terjangkau oleh alat-
alat berat, namun jangan sampai mengganggu manuver alat- alat berat itu
sendiri. Berikut ini gambar detail struktur pondasi Bor Pile, gambar
tersebut merupakan pondasi Franki yang terkenal itu, yang mana pada
bagian bawahnya membesar. Ada yang memiliki diameter lebih dari 1 m,
namun prinsipnya hampir sama yaitu kedalaman pondasi adalah sampai
mendapatkan tanah keras (SPT 50).
Detil Pondasi Franki
Merakit tulangan tiang bor
Jika alat-alat berat sudah siap, juga tulangan- tulangannya, serta pihak ready mix concrete-nya
sudah siap, maka dimulailah proses pengeboran. Skema alat- alat bornya
yang menggambarkan secara skematik alat- alat yang akan dipergunakan
untuk mengebor.
Skema alat-alat bor
Proses Pengeboran
Pengeboran ini adalah merupakan proses awal dimulainya pengerjaan
pondasi tiang bor (Bor Pile), kedalaman serta diameter tiang bor menjadi
parameter utama dipilihnya alat-alat bor. Juga terdapatnya batuan atau
material dibawah permukaan tanah. Ini perlu diantisipasi sehingga bisa
disediakan metode, serta peralatan apa yang cocok. Kalau asal ngebor,
bisa-bisa mata bor-nya stack di bawah. Berikut ini contoh mesin bor dan
auger dengan berbagai ukuran.
Mesin bor dengan auger
Setelah mencapai suatu kedalaman
tertentu yang ‘mencukupi’ untuk menghindari tanah di tepi lubang
berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang
mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang
bor. Gambar di bawah ini menunjukkan pemasangan casing.
Pemasangan Casing
Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan.
Akhirnya setelah beberapa lama dan
diperkirakan sudah mencapai kedalaman sesuai rencana maka perlu
dipastikan terlebih dahulu apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi,
yaitu melalui pemeriksaan secara manual. Perlu juga diperhatikan bahwa
tanah hasil pemboran perlu juga dichek dengan data hasil penyelidikan
terdahulu. Apakah jenis tanah adalah sama seperti yang diperkirakan
dalam menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Hal ini perlu dilakukan
karena sampel tanah sebelumnya umumnya diambil dari satu
dua tempat yang dianggap mewakili. Tetapi dengan proses pengeboran ini
maka secara otomatis dapat dilakukan prediksi kondisi tanah secara tepat, satu persatu pada titik yang dibor. Apabila kedalaman dan juga lubang bor telah ‘siap’, maka selanjutnya adalah penempatan tulangan rebar.
Pemeriksaan kedalam secara manual
Pengangkatan tulangan pondasi Bor Pile
Kondisi lubang pondasi yang telah siap di cor
Bilamana diperlukan, atau mungkin karena pondasi terlalu dalam maka
penulangan harus disambung di lapangan dengan proses pengangkatan yang
dilakukan secara bertahap.
Penyambungan Tulangan Pondasi
Proses Pengecoran Beton
Setelah proses pemasangan tulangan baja telah selesai, maka proses selanjutnya adalahproses pengecoran beton.
Proses ini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan
berfungsi tidaknya suatu pondasi Bor Pile. Meskipun proses pekerjaan
sebelumnya sudah benar, tetapi bilamana pada tahapan ini gagal, maka
gagal pula pondasi Bor Pile tersebut secara keseluruhan. Pengecoran
dikatakan gagal jika lubang pondasi tersebut tidak benar-benar
terisi dengan beton secara keseluruhan, misalnya ada yang bercampur
dengan galian tanah atau segresi dengan air, tanah longsor sehingga
beton mengisi bagian yang tidak tepat.
Adanya air pada lobang bor menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu khusus, yaitupipa tremi. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih besar dengan kedalaman lubang yang dibor.
Pipa Tremie sebagai alat bantu
Setelah pipa tremie berhasil dimasukkan ke dalam lubang bor,
dengan bagian ujung atas yang ditahan sedemikian rupa sehingga posisinya
terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh. Kemudiancorong beton dipasangkan, pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton siap dimulai, truk readymix siap mendekat.
Corong Beton yang telah terpasang
Penuangan beton secara langsung
Pada tahap pengecoran pertama kali, truk readymixed dapat menuangkan
langsung ke dalam corong pipa tremi seperti pada gambar di atas. Pada
tahap ini, mulailah pengalaman seorang supervisor sangat menentukan.
Mengapa demikian ? Karena pipa tremie tadi perlu dicabut lagi. Jadi
bilamana beton yang dituang terlalu banyak maka jelas mencabut pipa yang
tertanam menjadi susah. Sedangkan jika terlalu dini mencabut pipa
tremie, sedangkan beton pada bagian bawah belum terkonsolidasi dengan
baik, maka bisa-bisa terjadi segresi, tercampur dengan tanah. Padahal
proses itu semua kejadiannya di bawah, di dalam lobang, dan tidak
terlihat sama sekali. Jadi pengalaman supervisi atau operator yang
mengangkat pipa tadi memegang peran yang sangat penting. Seorang Sarjana
yang baru lulus pasti kesulitan mengerjakan hal tersebut. Pada kasus
ini, tidak hanya teori yang diperlukan, namun juga pengalaman sangat
dperlukan, hal inilah yang menjadi seni di lapangan. Perlu feeling yang tepat. Ingat kalau salah, pondasi pasti gagal, cost-nya menjadi lebih besar.
Jika beton yang di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak)
maka pipa tremi harus mulai ditarik ke atas. Perhatikan bagian pipa
tremi yang basah dan kering. Untuk kasus ini karena pengecoran beton
masih diteruskan maka diperlukan bucket karena beton tidak bisa langsung dituang ke corong pipa tremi tersebut.
Pengangkatan pipa tremie
Adanya pipa tremie tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar
lubang langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur.
Karena berat jenis beton lebih besar dari berat jenis lumpur, maka beton
makin lama-makin kuat untuk mendesak lumpur naik ke atas. Jadi pada
tahapan ini tidak perlu takut dengan air atau lumpur sehingga tidak
perlu dewatering segala. Gambar foto di bawah ini menunjukkan air/lumpur
mulai terdorong ke atas, sementara lubang mulai digantikan dengan beton
segar yang telah dituangkan tadi.
Air dan lumpur terangkat ke atas
Proses pengecoran ini memerlukan supply beton yang continuous (terus
menerus tanpa putus), bayangkan saja bila ada keterlambatan beberapa
jam saja. dan bila sampai terjadi setting maka pipa tremienya dapat
tertanam dibawah dan tidak dapat dicabut. Sedangkan kalau keburu di
cabut maka tiang beton bisa tidak continue. Jadi bagian logistik /
pengadaan beton harus memperhatikan hal ini.
Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka pada
akhirnya beton dapat muncul dari kedalaman lobang. Jadi pemasangan
tremie mensyaratkan bahwa selama pengecoran dan penarikan, pipa tremie
tersebut harus selalu tertanam pada beton segar. Jadi kondisi tersebut
fungsinya sebagai penyumbat atau penahan agar tidak terjadi segresi atau
percampuran dengan lumpur/air.
Cor Beton yang telah mulai muncul
Pelaksana perkerjaan pondasi Bor Pile
Sampai tahap ini pekerjaan pondasi tiang bor (bor pile) telah selesai, semoga uraian di atas dapat bermanfaat.