About

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 28 Oktober 2013

PELAKSANAAN PEMBUATAN PONDASI BOR PILE

STEL CONSTRUCTION kali ini akan berbagi pengalaman tentang pelaksanaan pembuatan Pondasi Bor PilePondasi Bor Pile adalah merupakan salah satu jenis pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter dan biasa digunakan pada konstruksi bangunan-bangunan tinggi. Pemakaian pondasi Bor Pile adalah merupakan alternatif lain, bilamana dalam pelaksanaan pembangunan berada pada suatu lokasi yang sangat sulit atau berresiko tinggi apabila mempergunakan pondasi tiang pancang (spoon pile).
 Ilustrasi pemasangan pondasi Bor Pile
Dari sisi tehnologi, pemakaian pondasi Bor Pile ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain :
  • Mobilisasi yang mudah, karena pondasi dicetak di tempat dan hanya membutuhkan alat boring serta perakitan tulangan.
  • Tidak mengganggu lingkungan atau bangunan di sekitarnya karena tidak menghasilkan getaran yang dapat merusak bangunan lain di sekitarnya.
  • Pengoperasian alat dapat dikatakan cukup sederhana.
  • Memenuhi syarat tehnik dan spesifikasi bangunan.
Diameter lubang yang biasa digunakan berkisar antara 30 cm. 40 cm, 50 cm, 60 cm dan 70 cm, namun ada pula yang memiliki diameter di atas 70 cm, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan yang berkaitan dengan bangunan yang akan disokongnya yang mungkin memiliki jumlah lantai yang banyak dan besar, semacam bangunan mall atau gedung-gedung pencakar langit.

Perataan Tanah dan pembuatan tulangan pondasi tiang bor
Pekerjaan pondasi tiang bor memerlukan alat- alat berat semacam excavator yang sangat membantu dalam hal perataan tanah. Disebut alat- alat berat memang karena bobotnya yang berat, makanya manajer proyek harus dapat memastikan perkerjaan persiapan apa yang diperlukan agar alat  berat tersebut dapat masuk serta bermanuver secara baik ke dalam areal proyek. Jika tidak disiapkan dengan baik, bisa saja alat berat tersebut ambles karena daya dukung tanahnya yang jelek.
Pekerjaan persiapan perataan tanah
Paralel dengan pekerjaan persiapan, maka pembuatan penulangan tiang bor telah dapat dilakukan. Hal ini penting, karena jangan sampai setelah dibor,  ternyata tulangannya belum siap. Jika tertunda lama, tanah pada lubang bor bisa rusak (mungkin karena hujan atau lainnya). Bisa- bisa perlu dilakukan pengerjaan bor ulang. 
Pemilihan tempat untuk merakit tulangan juga penting, jangan sampai terlalu jauh dari posisi pengerjaan bor atau masih terjangkau oleh alat- alat berat, namun jangan sampai mengganggu manuver alat- alat berat itu sendiri. Berikut ini gambar detail struktur pondasi Bor Pile, gambar tersebut merupakan pondasi Franki yang terkenal itu, yang mana pada bagian bawahnya membesar. Ada yang memiliki diameter lebih dari 1 m, namun prinsipnya hampir sama yaitu kedalaman pondasi adalah sampai mendapatkan tanah keras (SPT 50).
 Detil Pondasi Franki
 Merakit tulangan tiang bor
Jika alat-alat berat sudah siap, juga tulangan- tulangannya, serta pihak ready mix concrete-nya sudah siap, maka dimulailah proses pengeboran. Skema alat- alat bornya yang menggambarkan secara skematik alat- alat yang akan dipergunakan untuk mengebor.
 Skema alat-alat bor

Proses Pengeboran
Pengeboran ini adalah merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi tiang bor (Bor Pile), kedalaman serta diameter tiang bor menjadi parameter utama dipilihnya alat-alat bor. Juga terdapatnya batuan atau material dibawah permukaan tanah. Ini perlu diantisipasi sehingga bisa disediakan metode, serta peralatan apa yang cocok. Kalau asal ngebor, bisa-bisa mata bor-nya stack di bawah. Berikut ini contoh mesin bor dan auger dengan berbagai ukuran.
  
 Mesin bor dengan auger
Setelah mencapai suatu kedalaman tertentu yang ‘mencukupi’ untuk menghindari tanah di tepi lubang berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang bor. Gambar di bawah ini menunjukkan pemasangan casing.
 Pemasangan Casing
Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan.

Akhirnya setelah beberapa lama dan diperkirakan sudah mencapai kedalaman sesuai rencana maka perlu dipastikan terlebih dahulu apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi, yaitu melalui pemeriksaan secara manual. Perlu juga diperhatikan bahwa tanah hasil pemboran perlu juga dichek dengan data hasil penyelidikan terdahulu. Apakah jenis tanah adalah sama seperti yang diperkirakan dalam menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Hal ini perlu dilakukan karena sampel tanah sebelumnya umumnya diambil dari satu dua tempat yang dianggap mewakili. Tetapi dengan proses pengeboran ini maka secara otomatis dapat dilakukan prediksi kondisi tanah secara tepat, satu persatu pada titik yang dibor. Apabila kedalaman dan juga lubang bor telah ‘siap’, maka selanjutnya adalah penempatan tulangan rebar.
 Pemeriksaan kedalam secara manual
 Pengangkatan tulangan pondasi Bor Pile
 Kondisi lubang pondasi yang telah siap di cor

Bilamana diperlukan, atau mungkin karena pondasi terlalu dalam maka penulangan harus disambung di lapangan dengan proses pengangkatan yang dilakukan secara bertahap.
Penyambungan Tulangan Pondasi
Proses Pengecoran Beton
Setelah proses pemasangan tulangan baja telah selesai, maka proses selanjutnya adalahproses pengecoran beton. Proses ini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan berfungsi tidaknya suatu pondasi Bor Pile. Meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi bilamana pada tahapan ini gagal, maka gagal pula pondasi Bor Pile tersebut secara keseluruhan. Pengecoran dikatakan gagal jika lubang pondasi tersebut tidak benar-benar terisi dengan beton secara keseluruhan, misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau segresi dengan air, tanah longsor sehingga beton mengisi bagian yang tidak tepat.

Adanya air pada lobang bor menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu khusus, yaitupipa tremi. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih besar dengan kedalaman lubang yang dibor.
Pipa Tremie sebagai alat bantu
Setelah pipa tremie berhasil dimasukkan ke dalam lubang bor, dengan bagian ujung atas yang ditahan sedemikian rupa sehingga posisinya terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh. Kemudiancorong beton dipasangkan, pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton siap dimulai, truk readymix siap mendekat.
 Corong Beton yang telah terpasang
Penuangan beton secara langsung
Pada tahap pengecoran pertama kali, truk readymixed dapat menuangkan langsung ke dalam corong pipa tremi seperti pada gambar di atas. Pada tahap ini, mulailah pengalaman seorang supervisor sangat menentukan. Mengapa demikian ? Karena pipa tremie tadi perlu dicabut lagi. Jadi bilamana beton yang dituang terlalu banyak maka jelas mencabut pipa yang tertanam menjadi susah. Sedangkan jika terlalu dini mencabut pipa tremie, sedangkan beton pada bagian bawah belum terkonsolidasi dengan baik, maka bisa-bisa terjadi segresi, tercampur dengan tanah. Padahal proses itu semua kejadiannya di bawah, di dalam lobang, dan tidak terlihat sama sekali. Jadi pengalaman supervisi atau operator yang mengangkat pipa tadi memegang peran yang sangat penting. Seorang Sarjana yang baru lulus pasti kesulitan mengerjakan hal tersebut. Pada kasus ini, tidak hanya teori yang diperlukan, namun juga pengalaman sangat dperlukan, hal inilah yang menjadi seni di lapangan. Perlu feeling yang tepat. Ingat kalau salah, pondasi pasti gagal, cost-nya menjadi lebih besar.
Jika beton yang di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak) maka pipa tremi harus mulai ditarik ke atas. Perhatikan bagian pipa tremi yang basah dan kering. Untuk kasus ini karena pengecoran beton masih diteruskan maka diperlukan bucket karena beton tidak bisa langsung dituang ke corong pipa tremi tersebut.
Pengangkatan pipa tremie
Adanya pipa tremie tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur. Karena berat jenis beton lebih besar dari berat jenis lumpur, maka beton makin lama-makin kuat untuk mendesak lumpur naik ke atas. Jadi pada tahapan ini tidak perlu takut dengan air atau lumpur sehingga tidak perlu dewatering segala. Gambar foto di bawah ini menunjukkan air/lumpur mulai terdorong ke atas, sementara lubang mulai digantikan dengan beton segar yang telah dituangkan tadi.
 Air dan lumpur terangkat ke atas
Proses pengecoran ini memerlukan supply beton yang continuous (terus menerus tanpa putus), bayangkan saja bila ada keterlambatan beberapa jam saja. dan bila sampai terjadi setting maka pipa tremienya dapat tertanam dibawah dan tidak dapat dicabut. Sedangkan kalau keburu di cabut maka tiang beton bisa tidak continue. Jadi bagian logistik / pengadaan beton harus memperhatikan hal ini.
Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka pada akhirnya beton dapat muncul dari kedalaman lobang. Jadi pemasangan tremie mensyaratkan bahwa selama pengecoran dan penarikan,  pipa tremie tersebut harus selalu tertanam pada beton segar. Jadi kondisi tersebut fungsinya sebagai penyumbat atau penahan agar tidak terjadi segresi atau percampuran dengan lumpur/air.
Cor Beton yang telah mulai muncul
 Pelaksana perkerjaan pondasi Bor Pile
Sampai tahap ini pekerjaan pondasi tiang bor (bor pile) telah selesai, semoga uraian di atas dapat bermanfaat.

STEL CONSTRUCTION : PEMBUATAN DINDING PENAHAN TANAH PADA BASEMENT

STEL CONSTRUCTION kali ini akan berbagi pengalaman perihal pembuatan dinding penahan tanah pada basement.  Ketidakseimbangan kebutuhan rumah tinggal, gedung kantor atau bangunan lainnya dengan lahan yang tersedia, membuat kita harus berpikir ulang untuk menambah kebutuhan ruang, mengingat harga tanah makin melambung. Kondisi ini memaksa kita untuk memanfaatkan lahan yang ada. Penambahan kebutuhan ruang untuk beraktivitas dapat dilakukan secara vertilal ke atas maupun ke bawah. Ruang di bawah tanah (memiliki level lebih rendah dibandingkan lantai dasar/ground floor) lazim dikenal dengan basement. Pada bangunan-bangunan tinggi, basement seringkali dimanfaatkan sebagai area parkir maupun ruang-ruang utilitas.  Selain berfungsi sebagai area parkir atau utilitas,  keberadaan basementini juga memberi keuntungan secara struktural sebagai penunjang agar bangunan makin kokoh dan menjejak ke tanah.
 Ilustrasi basement
Masalah utama yang sering muncul pada area basement adalah kelembaban, mengingat letaknya yang berada di bawah dan prosentase waktu terkena cahaya matahari yang tidak terlalu banyak. Sementara permasalahan air tanah yang tidak teratasi dengan benar dan tuntas saat pembangunan basement-pun akan menimbulkan kondisi yang lembab. Selain tidak sehat, kondisi lembab juga dapat merusak ruangan dan benda-benda yang ada di dalamnya.  Dinding basement yang cenderung lembab dan basah mengakibatkan proses pengecatan tidak bisa berlangsung dengan sempurna  dan membuat cat menjadi tidak rata. Solusi untuk mengatasinya adalah menggunakan cat yang bersifat waterproof untuk melapisi dindingnya.
Dinding pada basement harus dirancang agar kokoh dan kuat, mengingat fungsinya sebagairetaining wall (penahan beban tekanan tanah dan air). Ketebalan dinding betonnya berkisar antara 15-17.5 cm, bergantung pada kedalaman lantai basement-nya.  Sementara untuk mengantisipasi adanya rembesan air,  dinding mutlak diberi lapisan waterproofing.

Pembuatan dinding penahan tanah pada basement ini pada dasarnya adalah juga merupakan dinding penahan tanah, yang sekaligus dapat berfungsi untuk dewateringserta penahan gaya horizontal untuk pelat lantai basement. Pembuatan dinding basementdengan bored-pile dari beton yang diselingi dengan bored-pile dari bentonite, yang disebut contiguous-pile atau ada yang menyebut soldier-pile, atau dapat juga dengan cara seperti pelaksanaan diaphragm-wall. (linat : Amien Sajekti dalam bukunya Metode Kerja Bangunan Sipil).
Pembuatan dinding penahan tanah pada basement
Pembuatan dinding penahan tanah pada basement dengan bored-pile beton danbentonite, dengan cara selang-seling. Bored-pile diisi dengan bentonite, sebelum bentonitenya terlalu keras, di antaranya harus segera dibor untuk diselingi dengan bored-pile yang diisi dengan beton. Untuk menghindari longsornya tanah yang terlalu banyak sewaktu pengeboran, cara pengeboran dari bored-pile yang sejenis, dibuat dengan cara loncat selang satu titik bored-pile yang sejenis pula. 

Kedalaman dan diameter dari bored-pile tergantung dari perhitungan kekuatan, berdasarkan ketinggian basement, jenis tanah, dan perkiraan beban horizontal yang ada dari bangunan disebelahnya. Cara lain untuk pembuatan dinding penahan tanah pada basement, adalah seperti pembuatan diaphragm-wall dengan metode kerja pelaksanaannya, yaitu dengan penggalian dan pengecoran betonnya loncat selang selebar clam-shell
Untuk menjaga longsornya tanah, lubang galian diisi dengan bentonite cair dengan permukaan air tanah yang ada. Cairan bentonite akan membentuk lapisan di permukaan tanah galian dan juga cairan bentonite akan selalu menekan ke permukaan tanah galian, karena posisi permukaan cairan bentonite selalu dibuat lebih tinggi dari permukaan air tanah yang ada. Beton yang akan digunakan dengan slump yang tinggi atau sangat encer, karena di dalam tanah tidak mungkin lagi untuk memadatkan. Sehingga perlu menggunakan beton dengan kandungan semen yang lebih banyak. Tetapi sekarang sudah ada admixture yang berfungsi sebagai platizer, sehingga beton mempunyaiwarkability yang sangat tinggi, dengan tidak menurunkan kekuatan betonnya.

Berikut ini adalah gambar-gambar pembuatan dinding penahan basement :

















Demikianlah pengalaman kami perihal pembuatan dinding penahan tanah pada basement,semoga bermanfaat.

STEL CONSTRUCTION : PONDASI RUMAH TINGGAL 2 LANTAI

 
STEL CONSTRUCTION kali ini akan sedikit menguraikan perihal Pondasi Rumah Tinggal 2 Lantai yang telah cukup mampu untuk menyangga bangunan di atasnya. Pondasi Rumah Tinggal 2 Lantai ini menurut kami (STEL CONSTRUCTION) adalah merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam rangka mewujudkan berdirinya sebuah bangunan rumah tinggal 2 lantai yang kokoh dengan berbagai model arsitektur rumah di atasnya.

Terdapat banyak jenis pondasi yang dapat dipilih untuk digunakan dalam sebuah struktur rumah dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan jenis dan ukuran pondasi menyesuaikan dengan beberapa hal yang muncul di lapangan, agar bangunan yang berdiri di atasnya dapat memiliki ketahanan serta kokoh berdiri. 
Pemilihan jenis dan ukuran pondasi disesuaikan dengan bangunan yang dipikulnya, satu misal untuk pondasi rumah bertingkat 2 lantai dapat menggunakan perpaduan antara pondasi batu kali dengan foot-plat pada area kolom struktur, sedangkan pada bangunan rumah sederhana 1 lantai, cukup menggunakan pondasi dengan pasangan batu kali saja karena beban yang harus dipikulnya ridak terlalu berat, atau pada situasi tertentu dapat digunakan pondasi rollag dari pasangan batu-bata, bilamana bangunan yang ada di atasnya hanya berupa bangunan kayu atau bambu yang ringan.
Pemilihan jenis pondasi juga harus menyesuaikan dengan kondisi tanah agar posisi pondasi menjadi stabil serta tidak mengalami penurunan yang dapat membahayakan struktur bangunan yang ada di atasnya. Misalkan pada tanah lembek akan lebih baik jika mempergunakan pondasicakar ayam yang memiliki prinsip seperti akar serabut pohon kelapa, yang meskipun tumbuh di pinggir pantai dengan tanah lembek dan berpasir, masih dapat untuk berdiri kokoh menjulang tinggi, sedangkan untuk kondisi tanah keras dapat dipergunakan pondasi batu kali.
Pertimbangan lainnya yang harus diperhatikan pula dalam memilih jenis pondasi adalah type bangunan yang berdiri di atasnya, apakah merupakan rumah tinggal biasa atau berupa bangunan bertingkat tinggi. Untuk gedung-gedung tinggi atau berlantai banyak dapat mempergunakan jenis pondasi tiang pancang atau pondasi bor pile dengan kedalaman pemancangan sampai ke titik lapisan tanah paling keras, yang dapat diketahui dengan cara melakukan tes tanah sebelum merencanakan pondasi bangunan bertingkat tinggi. 
Untuk bangunan rumah sederhana, cukup dengan mempergunakan pondasi batu kali seperti gambar di bawah ini  :
Pondasi sebagaimana gambar di atas, dapat juga dipergunakan sebagai pondasi rumah tinggal bertingkat 2 lantai dengan penambahan foot plat beton bertulang pada titik-titik berdirinya struktur kolom rumah dengan ukuran pondasi menyesuaikan perhitungan perencanaan pondasi terkuat, sehingga bangunan bertingkat tersebut benar-benar tangguh serta sanggup berdiri kokoh tanpa mengalami keretakan dinding atau bahkan kerobohan bangunan sebagai akibat struktur pondasi yang tidak kuat.

 Pondasi Foot-Plat
Demikianlah sedikit uraian tentang pondasi rumah tinggal 2 lantai, semoga bermanfaat.

Tabel Baut Mutu Tinggi HTB

Berikut ini adalah tabel baut mutu tinggi (Hight Strenght Bolt) yang bisa dipergunakan untuk sambungan konstruksi baja WF, UNP, H-beam pada struktur gedung, jembatan, mesin, dan lain-lain :


tabel baut, mutu tinggi,mur,HTB,A-325-N

tabel baja, baut,mur,HTB,A325,A88

terkhusus buat my best friend......"SARIBENG"....TIL....

Senin, 14 Oktober 2013

Cara Membaca Kode Ban Mobil

Banyak sebagian orang yang tidak tahu bahwa yang terpenting dari sebuah Ban adalah kode waktu Pemroduksian Ban Tersbut. Ban akan kedaluwarsa (expired) dalam kurun waktu tiga tahun (3 tahun) setelah ban tersebut diproduksi. Nah untuk membaca kode ban Mobil adalah sebagai berikut:

Kode produksi dicetak bi bagian ban (sisi ban) lihat pada gambar, dengan penandaan unik seperti peneng. Setiap pabrik ban (Seperti PT gajah Tunggal) memiliki jumlah kode digit tersendiri untuk menandai ban hasil produksinya, ada yang 5 digit, ada pula yang 7 digit. Akan tetapi kode 4 Digit dari belakang adalah sebuah standard international yang menunjukkan dari Produksi pada Minggu (Week) dan Tahun (YEAR) ban tersebut diproduksi.



Untuk mengetahui kode dari ban tersebut kita bisa membacanya. Misalnya, X2001. Kode Angka tersebut menginformasikan periode produksi ban. Dua kode angka pertama menunjukan minggu, dua kode angka terakhir itu berarti tahun pembuatan. Jadi apabila dibaca, kode tersebut berarti, Ban dibuat pada minggu ke-20 di tahun 2001. Kode angka pada Ban ini penting, Sebab semakin lama ban yang sudah diproduksi  tersimpan, semakin rentan pula terhadap kerusakan yang di akibatkan kekerasan pada kompon ban.

Kompon Ban yang kerasa sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya cengkram ban pada alur jalan ketika direm. Kompon yang keras atau telah berusia lama bisa mengakibatkan ban tidak mencengkram dengan sempurna dan ini berarti akan berakibat fatal pada pengemudi dan kendaraan. Untuk pengecekan secara manual yang bisa kita lakukan untuk memeriksa kekerasan kompon bisa menggunakan cara menekan kompon ban dengan ujung kuku, apabila masih ada cekungan pada kompon berarti ban masih bisa dibilang layak untuk digunakan( asal tidak pada ban yang pecah ajah.. Ahhahaha :P, kalo itu mah sama juga Boong :D ).


Tips untuk Anda :
Sebelum kita membeli atau mengganti sebuah ban baru , sebaiknya kita harus mengetahui ukuran dan jenis ban apa yang sebaiknya dipakai, Misal ban terbaik di indonesia GT Radial. Tujuannya agar kita tidak salah dalam memilih dan membeli Ban Terbaik. Ada tiga unsur yang harus kita diketahui sebelum membeli ban terbaik :

1. Ukuran Ban

Apabila Bila kita perhatikan, pada sisi luar ban tertulis kode 175/70R13 82H. itu maksudnya adalah :

  • "175" menunjukkan kode lebar telapak ban menggunakan satuan milimeter, jadi bukan diameter ban. Semakin besar kode angkanya, maka kian lebar telapaknya.
  • "70" menandakan kode tinggi ban dalam satuan % persen dari telapak ban. Mudahnya, tinggi yang dimaksud bisa Anda cermati mulai dari bibir pelek sampai telapak ban menempel ke permukaan aspal. Jadi, semakin kecil angkanya , semisal 50, maka jarak telapak ban dengan bibir pelek kian dekat.
  • "R" menunjukkan kode konstruksi Ban Radial.
  • "13" merupakan kode diameter dari pelek yang sesuai. Berarti, pelek yang dipakai berukuran 13 inci.
  • "82" mewakili kode beban maksimum yang bisa ditopang setiap ban. Angka tersebut memiliki load index sebesar 475 kg. Semakin besar, beban maksimumnya bertambah pula. Begitu sebaliknya.
  • "H" melambangkan kode batas kecepatan maksimum yang dicapai ban ini. Kode H ini ban boleh menembus kecepatan maksimum sampai 210 km/jam.
2. Usia ban

Seperti halnya pada Produk makanan, Ban juga memiliki waktu kadaluarsa. Standarnya adalah 3 tahun dari tanggal pembuatan atau menempuh jarak sekitar 60.000 Km. Setiap pabrik ban punya pengkodean serta jumlah digit yang berbeda-beda. Itu bisa Anda temui bibir ban (dekat pelek) semisal 1709, berarti diproduksi minggu ke-17 tahun 2009.

3. Treadwear Indicator


Treadwear Indicator Adalah Tanda atau ciri fisik yang terletak tepat diantara kedua sisi bunga ban. Diperkuat dengan garis tebal yang melintang di antara kedua belah sisi ban yang mengindikasikan kondisi penggunaan ban. Apabila ketebalan ban menyentuh garis itu, maka menandakan Ban harus sudah diganti. Bahayanya apabila ban tidak diganti pada saat hujan akan menyebabkan gejala aquaplaning ( ban mengambang), tentu ini akan sangat berbahaya untuk keselamatan anda atau pengemudi.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More